MENGUKUR
& MENGHITUNG NILAI KOMPONEN ELEKTRONIKA
1.
RESISTOR
Cara
menghitung nilai hambatan, tegangan, dan arus pada komponen resistor sebagai
berikut.
a.
Menghitung
secara manual
Menghitung
nilai resistor secara manual sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan
memanfaatkan tabel kode warna resistor.
Berikut contoh
menghitung nilai hambatan resistor.
1.
Merah, hijau, jingga, perak nilainya
25.000 ohm + 10%
2.
Merah, hijau, perak, emas nilainya 0,025
ohm + 15%
3.
Kuning, merah, merah nilainya 4.200 ohm
+ 20%
b.
Mengukur
menggunakan Multitester
Berikut
langkah-langkah mengukur nilai resistor dengan menggunakan multitester.
1.
Arahkan saklar ke posisi ohm, untuk:
a)
x1 dimaksudkan hasil yang dihasilkan
jarum dikali 1 ohm.
b) x10
dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 10 ohm.
c)
x100 dimaksudkan hasil yang dihasilkan
jarum dikali 100 ohm.
d) x1
K dimaksudkan hasil yang dihasilkan jarum dikali 1.000 ohm.
e)
x10 K dimaksudkan hasil yang dihasilkan
jarum dikali 10.000 ohm.
2.
Hubungkan kabel multitester ke kaki-kaki
resistor.
3.
Lihat jarum yang dihasilkan, kemudian
kalikan hasil tersebut dengan faktor pengali (x1, x10, x100, x1K, x10K).
c.
Menghitung
Nilai Tahanan pada Rangkaian
1.
Rangkaian Seri
2.
Rangkaian Paralel
Cara
mencari nilai tahanan pada rangkaian paralel adalah:
(R1 x R2) : (R1 + R2) = (100 x 150) :
(100 + 150)
=15000 : 250
=60 ohm
d.
Menghitung
Hambatan, Tegangan, dan Arus pada Rangkaian
1.
Rangkaian Seri
Hukum Kirchoft
menyatakan bahwa arus semua unsur yang memasuki rangkaian seri akan mengalirkan
arus yang sama besar. Berikut persamaan dalam rangkaian seri.
Berapa tegangan yang didapat V1 dan V2?
V1 : V2 = R1 : R2
Tegangan pada V1:
V1
= (R1 x V) : (R1 + R2) = (100 x 70) : (100 + 150) = 7000 : 250 = 28 V
Tegangan pada V2 :
V2
= (R2 x V) : (R1 + R2) = (150 x 70) : (100 + 150) = 10500 : 250 = 42 V
Jadi
total tegangan masuk harus sama dengan tegangan keluar :
Vtotal
= V1 + V2 = 28 + 42 = 70 V
Besarnya arus yang mengalir pada R1
maupun R2 adalah sama :
I
= V : Rtotal = 70 : 250 = 0,28 ampere
2.
Rangkaian Paralel
Hukum
kirchoff menyatakan bahwa arus yang memasuki sebuah simpul sama dengan arus
yang meninggalkannya. Persamaannya sebagai berikut.
a)
Arus yang mengalir pada I1 =
V : R1 = 70 : 100 = 0,7 A
b)
Arus yang mengalir pada I2 =
V : R2 = 70 : 150 = 0,467 A
Jadi
arus Output yang mengalir harus sejumlah dengan arus input, yaitu :
I1
+ I2 = 0,7 + 0,467 = 1,67 A
Perhitungan
diatas sesuai dengan hukum kirchoff.
2.
KONDENSATOR
a.
Mengukur
Kondensator Menggunakan Multitester
Tujuan
utama mengukur kondensator elektrolit atau elco adalah untuk mengetahui keadaan
kondensator tersebut apakah bocor atau tidak. Berikut langkah-langkah mengukur
nilai kondensator dengan menggunakan multitester.
1.
Arahkan saklar ke posisi ohm (x1, x10, x100
sesuai yang dikehendaki)
2.
Hubungkan kabel multitester ke kaki-kaki
kondensator (kabel hitam ditempelkan pada kaki positif, sedangkan kabel
merahditempelkan ke kaki negatif).
3.
Lihat jarum yang dihasilkan pada papan
skala.
a)
Jika jarum bergerak ke kanan dan kembali
ke kiri, berarti kondensator baik.
b) Jika
jarum bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak penuh (ditengah),
berarti kondensator setengah rusak atau aus.
c)
Jika jarum bergerak ke kanan dan
berhenti, berarti kondensator bocor.
d) Jika
jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator mati.
b.
Menghitung
Nilai Kondensator pada Rangkaian
Jika
kondensator diberi tegangan searah, kondensator tersebutmembutuhkan beberapa
detik untuk mengisi hinggga penuh. Jika dihubungkan dengan tahanan waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi penuh 5 x RC detik. Untuk mengosongkannya dibutuhkan 5
x RC detik, setelah itu kondensator kembali normal (habis muatannya).
R = 1M ohm = 1.000.000 ohm
C = 5 uF = 5/1.000.000 F
RC = 2 . 106 x 5 . 106
= 10 detik
Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi
kondensator penuh = 5 x RC = 5 x5 = 25 detik
3.
DIODA
Berikut cara mengukur
dan menguji sebuah dioda.
a.
Dioda
Penyearah
1.
Arahkan saklar ke posisi ohm (x1, x10,
x100 sesuai yang dikehendaki).
2.
Hubungkan kabel multitester ke kaki-kaki
dioda (kabel hitam ditempelkan ke kaki anoda (-), sedangkan kabel merah
ditempelkan ke keaki katoda (+). Jika jarum bergerak, berarti dioda baik. Jika
jarum tidak bergerak, berarti dioda putus atau rusak.
3.
Pindahkan pencolok kabel hitam ke kaki
katoda, sedangkan kabel merah ke kaki anoda. Jika jarum bergerak, berarti dioda
tersebut putus atau rusak.
4.
Cara di atas juga dapat digunakan untuk
mengetahui mana anoda dan mana katoda dari suatu dioda jika gelangnya terhapus.
5.
Arahkan ke VDC untuk mengetahui jenis
dari bahan dioda. Bila tegangan katoda-anoda 0,2 V, kemungkinan dari bahan
germanium. Jika tegangan katoda-anoda 0,6 V, kemungkinan dari bahan silicon.
b.
Dioda
Pemancar Cahaya (LED)
1.
Arahkan saklar ke posisi ohm (x1, x10,
x100 sesuai yang dikehendaki).
2.
Hubungkan kabel multitester ke kaki-kaki
LED.
3.
Jika Led menyala, berarti baik. Jika LED
tidak menyala, berarti putus atau rusak.
4.
Untuk 7-segmen, hubungkan kabel hitam ke
kaki bagian tengah. Periksa tiap kaki yang lain dengan kabel merah. Jika
pengukuran tiap kaki menyala, berarti LED baik.
4.
TRANSISTOR
a.
Menguji
dan Mengukur Transistor Jenis NPN & PNP
1.
Transistor
Jenis NPN
a)
Arahkan saklar ke posisi ohm x100.
b)
Hubungkan kabel multitester pencolok
hitam pada basis dan merah pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila
pencolok merah dipindahkan ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. Hubungkan
pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada kolektor. Jarum seharusnya
tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindahkan ke emitor, jarum juga
harus tidak menyimpang.
c)
Arahkan saklar pada 1 K.
d)
Hubungkan pencolok hitam pada kaki
kolektor dan merah pada kaki emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan.
Jika dibalik, jarum harus tidak menyimpang. Jika salah satu peristiwa tersebut
tidak terjadi, kemungkinan transistor rusak.
2.
Transistor
Jenis PNP
a)
Arahkan saklar ke posisi ohm x100.
b)
Hubungkan kabel multitester pencolok
merah pada basis dan hitam pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila
pencolok merah di pindah ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. Hubungkan
pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada kolektor. Jarum seharusnya
tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindah ke emitor, jarum juga harus
tidak menyimpang.
c)
Cara diatas juga dapat digunakan untuk
mengetahui mana kaki basis, kolektor, dan emitor suatu transistor.
d)
Arahkan ke VDC untuk memperkirakan bahan
transistor. Pengujian dapat dilakukan pada kaki basis dan emitor, jika voltase
yang dihasilkan 0,2 V, kemungkinan dari bahan germanium. Jika nilai voltase 0,6
V, kemungkinan dari bahan silicon.
b.
Menguji
Transistor Jenis FET
Cara
menguji transistor jenis FET sebagai berikut :
1.
Arahkan saklar ke posisi ohm x100.
2.
Hubungkan kabel multitester pencolok
hitam pada source dan merah pada gate. Jika jarum menyimpang, jenis FET adalah
kanal P dan jika tidak, FET adalah kanal N
3.
Arahkan saklar pada x1K atau x10K,
potensio harus minimum dan resistansi harus kecil. Jika potensio diputar ke
kanan, resistansi harus tak terhingga. Jika peristiwa ini tidak terjadi,
kemungkinan FET rusak.
c.
Menguji
Transistor Jenis UJT (Uni Junction Transistor)
Cara
kerja UJT seperti switch, jika masih bisa on-off, berarti transistor tersebut
masih baik. Berikut langkah-langkah pengujian transistor jenis UJT.
1.
Arahkan saklar pada 10 VDC dan potensio
pada minimum, tegangan harus kecil.
2.
Setelah potensio diputar, pelan-pelan
jarum akan naik sampai posisi tertentu. Jika jarum diputar pelan-pelan kearah
minimum lagi dan pada posisi tertentu, jarum akan bergerak ke kiri. Jika
putaran potensio diteruskan sampai minimum, jarum akan tetap diam, jika
peristiwa tersebut terjadi, berarti komponen UJT tersebut masih baik.
5.
TRANSFORMATOR
a.
Mengukur
Nilai Voltase
Nilai
voltase sebuah transformator sudah tertera pada bagian badan pembungkusnya.
Berikut langkah-langkah untuk mengukur dan memastikan nilai dari transformator
:
1.
Arahkan saklar ke posisi AC volt.
2.
Jika transformator (step down) sudah
terhubung dengan kabel dari tegangan PLN, hubungkan pencolok hitam pada posisi
ground, sedangkan pencolok merah pada nilai yang ingin anda ukur.
3.
Jika jarum bergerak sesuai dengan nilai
yang tertera, berarti kondisi transformator baik.
4.
Jika jarum bergerak tetapi tidak sesuai
dengan nilai yang tertera, berarti transformator tersebut tidak layak pakai,
jika jarum tidak bergrak berarti trafo rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar